DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Penelitian di MTs Asy-Syifaa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis

  • RESTI MARSELLA Darussalam Institute for Islamic Studies
  • ELIS SITI JULAIHAH Darussalam Institute for Islamic Studies
  • Hj. NURJANAH Darussalam Institute for Islamic Studies

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggali tentang dampak perceraian orang tua terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs. Asysifaa Cidolog Kabupaten Ciamis Tahun 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian dipaparkan sebagai berikut: 1) Frekuensi atau tingkat Perceraian orang tua siswa kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis tergolong rendah; 2) Motivasi Belajar mereka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata sebesar 40,28 (80,56%) dengan kategori sangat baik karena ada pada rentang 80 – 100; 3) Terdapat dampak dari perceraian orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (P-AI) di kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog dengan nilai korelasi sebesar 0,430, dengan uji keberartian satu arah adalah 2,037 karena thitung (4,815) lebih besar dari ttabel (2,037) signifikan pada taraf 0,01. Variabel terhadap motivasi belajar mereka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) jdi kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog di pengaruhi sebesar 9,7% oleh frekuensi perceraian orang tua

References

Penelitian ini bertujuan untuk menggali tentang dampak perceraian orang tua terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs. Asysifaa Cidolog Kabupaten Ciamis Tahun 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian dipaparkan sebagai berikut: 1) Frekuensi atau tingkat Perceraian orang tua siswa kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis tergolong rendah; 2) Motivasi Belajar mereka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata sebesar 40,28 (80,56%) dengan kategori sangat baik karena ada pada rentang 80 – 100; 3) Terdapat dampak dari perceraian orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (P-AI) di kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog dengan nilai korelasi sebesar 0,430, dengan uji keberartian satu arah adalah 2,037 karena thitung (4,815) lebih besar dari ttabel (2,037) signifikan pada taraf 0,01. Variabel terhadap motivasi belajar mereka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) jdi kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog di pengaruhi sebesar 9,7% oleh frekuensi perceraian orang tua.


Kata Kunci:
Perceraian, Motivasi, PAI


PENDAHULUAN
Menurut Zuhairini dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam (2012), menyebutkan ada tiga macam pusat pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat yang satu sama lainnya saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pendidikan.
Keluarga adalah lingkungan masyarakat terkecil yang merupakan lingkungan pendidikan primer yang bersifat fundamental, sehingga sangat berperan dalam pembentukan akhlak. Besar kecilnya persoalan, sumbernya kembali pada pendidikan dan pertumbuhan anak sejak dini dalam keluarga, dimana perjalanan anak manusia secara bertahap dimulai sejak terbukanya mata terhadap kehidupan, sebagai mana Nabi Muhammad saw bersabda:
كُلُ مَوْ لُوْدٍ يُوْلَدُعَلَ اْلفِطْرَةِوَاِنَّمَااَبَوَاهُ يُمَجِسَانِهِ اَوْيُهَوَّدَا تِهِ اَوْيُنَصِّرَانِهِ (رواه ا لبيهقى )
“Semua bayi dilahirkan dalam keadaan suci. Ibu dan bapaknya-lah yang memegang peranan penting untuk membuatnya menjadi seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR.al-Baihaqi). (Yeti Zein, 2005)
Keseimbangan di dalam kehidupan keluarga perlu dipupuk dan dijaga. Masing-masing anggota keluarga hendaknya mengetahui tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya. Orang tua memiliki peranan penting dalam menciptakan keseimbangan hubungan yang harmonis di dalam keluarga. Orang tua sangat berperan dalam pembentukan akhlak, dan mengantarkan keberhasilan anak di dalam mengejar cita-cita pendidikannya.(Yeti Zein, 2005)
Saebani dalam bukunya Metode penelitian, penelitian merupakan salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi yang kedudukannya sangat penting, terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan (Saebani,2008: 5).
Metode Penelitian adalah metode yang digunakan dalam aktivitas penelitian, misalnya mahasiswa melakukan penelitian guna menyusun skripsi, tesis, atau disertasi. Dalam penelitiannya, ia menggunakan metode tertentu, misalnya metode penelitian kuantitatif atau kualitatif, atau berbagai jenis metode penelitian lainnya, misalnya metode penelitian deskriptif, studi kasus, dan eksploratif (Saebani, 2008: 43) .
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka dalam penyajian data dan analisis yang menggunakan uji statistika. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dipandu oleh hipotesis tertentu, yang salah satu tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menguji hipotesis yang ditentukan sebelumnya (Saebani, 2008: 128).
Dalam penelitian kuantitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkret, dan dapat diamati dengan panca indra, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku tidak berubah, dan dapat diverifikasi. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat menentukan hanya beberapa variabel dari objek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrument untuk mengukurnya. Dan hubungan antara peneliti dan responden bersifat independen (Saebani, 2008: 128)
Berdasarkan uraian pembahas tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)” (Penelitian terhadap siswa siswi MTs. Asysyifaa Cidolog Kabupaten Ciamis)
Dari uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian skripsi ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Tingkat Perceraian Orang Tua Siswa yang Terjadi di MTs. Asysifaa Cidolog Kabupaten Ciamis Tahun 2016?
2. Bagaimana motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di MTs. Asysifaa Cidolog Kabupaten Ciamis Tahun 2016?
3. Bagaimana Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di MTs. Asysifaaa Cidolog Cidolog Kabupaten Ciamis Tahun 2016?
Dengan memperhatikan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui Tingkat Perceraian Orang Tua Siswa di MTs. Asysifaa Kabupaten Ciamis Tahun 2016.
2. Mengetahui Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di MTs. Asysifa Cidolog Kabupaten Ciamis Tahun 2016.
3. Mengetahui Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di MTs. Asysifaa Cidolog Kabupaten Ciamis Tahun 2016.

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN
1. Pengertian dan Hukum Perkawinan
Dalam Hukum Islam dan UU No. 1 Tahun 1974 Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada semua makhluk Allah, baik itu manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Semua yang diciptakan Allah adalah berpasang-pasangan dan berjodoh-jodohan, sebagaimana berlaku pada makhluk yang paling sempurna, yakni manusia.
Perkawinan adalah suatu penyatuan jiwa dan raga 2 manusia berlawanan jenis dalam satu ikatan yang suci dan mulia dibawah lindungan Hukum dan Tuhan Yang Maha Esa (Hurlock, 1992).

2. Dalil Al- qur’an tentang Perkawinan
       
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah” (Q.S. Al- Dzariyat, 51: 49).

3. Pengertian Pendidikan Dalam Keluarga
Secara etimologi (bahasa), pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu pedagogie yang asalnya dari Pais yaitu anak dan again artinya membimbing. Oleh karena ittu pedagogie berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.
Secara terminologi (istilah) para ahli mengemukakan pendapatnya berbeda-beda, namun pada intinya sama, diantaranya: “Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan anak didik” (Arifin, 1998: 14).
Dalam ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad saw. Dalam sabdanya yang berbunyi:
كُلُ مَوْ لُوْدٍ يُوْلَدُعَلَ اْلفِطْرَةِوَاِنَّمَااَبَوَاهُ يُمَجِسَانِهِ اَوْيُهَوَّدَا تِهِ اَوْيُنَصِّرَانِهِ (رواه ا لبيهقى )
“Setiap anak dilahirkan ke dasar fitrah, maka sesungguhnya kedua orang tua nyalah yang menjadikan dia Majusi, Yahudi atau Nasrani”(HR. al-baihaqi) ).(Yeti Zein, 2005)

4. Peran Anggota Keluarga Dalam Pendidikan Anak
Barangkali sulit untuk mengabaikan peran keluarga dalam pendidikan. Anak-anak sejak masih bayi hingga usia sekolah memiliki lingkungan tunggal, yaitu lingkungan keluarga (Jalaludin, 2012: 291).
Faktor orang tua atau keluarga terutama sifat dan keadaan mereka sangat menentukan arah perkembangan masa depan para siwa yang mereka lahirkan. Sifat orang tua (parental trait) yang dimaksudkan ialah gaya khas dalam bersikap, memandang, memikirkan, dan memperlakukan anak (Fauzi, 2008: 109).
Lingkungan keluarga sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Serta tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya (Fauzi, 2008: 105).
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, tempat anak didik pertama-tama menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarga lainnya. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena pada usia-usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dari pendidiknya (orang tuanya dan anggota yang lain) (Zuhairini, 2012: 177).
Tumbuhnya motivasi dan keberhasilan studi, justru oleh keserasian-keserasian dalam keluarga. Suasana keluarga yang positif bagi motivasi dan keberhasilan studi adalah keadaan yang menyebabkan anak merasa dirinya aman dan damai bila berada di tengah keluarga.

5. Pengertian dan Hukum Perceraian
Perceraian merupakan bagian dari dinamika rumah tangga. Perceraian ada karena adanya perkawinan. Meskipun tujuan perkawinan bukan perceraian, perceraian merupakan sunnatullah, dengan penyebab yang berbeda-beda. Bercerai dapat disebabkan oleh kematian suaminya, dapat pula karena rumah tangga yang tidak cocok dan pertengkaran selalu menghiasi perjalanan rumah tangga suami istri, bahkan ada pula yang bercerai karena salah satu dari suami atau istri tidak lagi fungsional secara biologis, misalnya suami impoten atau istrinya mandul. (Ahmad Saebani, 2008: 47)
Putusnya perkawinan adalah perceraian. Dalam istilah hukum Islam, perceraian disebut thalaq, artinya melepaskan atau meninggalkan. Menurut Sayyid Sabiq (1987: 7), “Talak artinya melepaskan ikatan perkawinan”.

6. Dalil Al-qur’an tentang Perceraian
Ayat al- qur’an tentang thalaq/ perceraian, Q.S. Al- Baqarah ayat 227:
   •    
“Dan jika mereka ber'azam (bertetap hati untuk) talak, Maka Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui” (Q. S Al- Baqarah (1) ayat: 227).
Berkaitan dengan hal di atas, salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Al- Hakim menyebutkan sebagai berikut:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ آنَّ رَسُوْلَ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَّ قَالَ:أَبْغَضُ اْلحَلاَ لِ عِنْدَ اللهِ اَلطَّلاَ قُ. { روه آ بودا ود والحا كم}
“Dari Ibnu Umar sesungguhnya Rasulullah saw, telah bersabda, perbuatan yang halal, tetapi sangat dibenci oleh Allah adalah talak” (HR. Abu Dawud dan Hakim) (Saebani, 2008: 52).

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI BIDANG STUDI DI MTS. ASYSIFAA CIDOLOG KABUPATEN CIAMIS
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam bukunya Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Abdurrahman an-Nahlawi (1989: 41) menyatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah penataan individual dan sosial yang dapat menyebabkan seseorang tunduk taat pada Islam dan menerapkannya secara sempurna di dalam kehidupan individu dan masyarakat.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Ramayulis, 2008: 22).
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan diantaranya; a). Hubungan manusia dengan Allah swt; b). Hubungan manusia dengan sesama manusia; c). Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan; d). Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

TINGKAT MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK
1. Pengertian Motivasi
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2007: 73).
Menurut Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is energy
Secara umum, motivasi adalah persediaan energi yang terbatas yang harus dibagi antara diri kita dan dunia secara bijak (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 17).
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan berhubungan dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu (Sardiman, 2007: 74).
Motivasi merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan ke dalam motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya untuk belajar. Dan motivasi ekstrinsik merupakan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar (Tohirin, 2005: 133).
2. Pengertian Belajar
Belajar adalah pengalaman yang universal. Setiap orang harus selalu belajar sepanjang hidupnya. Balita harus belajar bicara, berpakaian dan makan sendiri. Para remaja harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dapat diterima oleh masyarakat. Orang dewasa harus belajar bagaimana melakukan pekerjaan dan memenuhi tanggung jawab kehidupan rumah tangga. Kehidupan sehari-hari penuh dengan problem-problem yang harus dipecahkan dengan belajar. (Fauzi, 2008: 46).
3. Pengertian Motivasi Belajar
Dalam pengertian yang lebih luas, motivasi belajar adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar. Motivasi belajar merupakan sebuah sistem pembimbingan internal yang berusaha menjaga fokus seorang anak tetap belajar serta berdiri sendiri dan bersaing melawan hal-hal dalam hidup sehari-hari. (Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 11).
4. Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi Belajar
Psikologi belajar adalah sebuah fase yang terdiri dari dua kata, yaitu psikologi dan belajar. Psikologi belajar dari bahasa Yunani, yaitu psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi berarti ilmu tentang jiwa atau ilmu jiwa (Djamarah, 2008: 1)
Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan yaitu, masalah belajar, proses belajar, dan situasi belajar.
5. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Banyak sudah para ahli yang mengemukakan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dengan sudut pandang mereka masing-masing. Ada yang meninjaunya dari sudut intern anak didik dan ekstern anak didik. Muhibbin Syah, misalnya, melihatnya dari kedua aspek di atas. Menurutnya faktor-faktor anak didik meliputi gangguan atau kekurangan kemampuan psiko-fisik anak didik, yakni berikut ini; 1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta); 2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap; 3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa). Antara lain seperti terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga). (Djamarah, 2008: 235).
Sedangkan faktor ekstern anak didik meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar anak didik. Faktor lingkungan ini meliputi, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat.
6. Prestasi Belajar
Apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar sering disebut prestasi belajar. Pencapaian prestasi belajar atau hasil belajar siswa, merujuk kepada aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Tohirin, 2005: 151). Menurut Sudjana (1991: 49), ketiga aspek diatas tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki. Aspek-aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Tipe Prestasi Belajar Bidang Kognitif
b. Tipe Prestasi Belajar Bidang Afektif
c. Tipe Prestasi Belajar Bidang Psikomotor

PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Menurut Arifuddin, perceraian pada dasarnya tidak diinginkan oleh siapapun, baik suami istri, lebih-lebih anak. Sebab, hal ini akan melepaskan ikatan suci antara seorang suami dengan seorang istri yang telah dibina dengan penuh pengorbanan dan rasa saling memiliki. Perceraian menyebabkan singgasana Tuhan terguncang. Imam Shadiq pernah berkata, “Menikahlah, tetapi jangan bercerai, karena perceraian akan menggoncangkan langit (singgasana) Tuhan (Ibrahim Amini, 221).
Oleh karena itu, Nabi saw. Selalu mengingatkan agar umat Islam tidak menganggap ringan masalah perceraian. Nabi berkali-kali mengancam pelaku perceraian yang tidak memiliki alasan kuat dalam melakukannya. “Siapa pun wanita yang meminta cerai tanpa adanya alasan yang membolehkan maka haram baginya bau syurga. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmizi)
Salah satu pengaruh dari perceraian yaitu menurunya atau hilangnya motivasi dalam belajar. Hilangnya motivasi belajar dalam diri seorang anak, akan memunculkan masalah-masalah lainnya, seperti penyalahgunaan narkoba, bergaul di lingkungan yang jauh dari nilai-nilai agama, dan bentuk penyimpangan-penyimpangan lainnya sebagai pelampiasan atas kehidupan keluarganya yang hancur (Arifuddin, 2009: 210)

METODE PENELITIAN
Sesuai dengan karakteristik masalah yang diteliti dan pendekatan penelitian yang digunakan (kuantitatif) yang diutamakan adalah respon yang dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan (Saebani, 2008: 185). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan hasil penelitian apa adanya. Penentuan penggunaan metode ini didasarkan atas pendapat Winarno Surakhmad yang menyatakan bahwa: “aplikasi metode ini dimaksudkan untuk penyelidikan yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang” (Surakhmad, 1992 : 139).
Dengan memanfaatkan metode ini, berarti penulis harus mampu menganalisis dan menerjemahkan data yang terhimpun, sehingga sampai pada kesimpulan yang logis dan realistis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Kondisi Objektif MTs Asysyifaa Cidolog
a. Identitas Sekolah
Dalam Profil MTs Asysyifaa Cidolog Tahun Pelajaran 2015-2016, tertera identitas sekolah sebagai berikut:
Data Umum Madrasah
1) NSM : 121232070067
2) NPSN : 20278603
3) Nama Madrasah : MTs Asysyifaa Cidolog
4) Status Madrasah : Swasta
5) Waktu Belajar : Pagi
6) NPWP : 31.311.166.8-442.000

b. Visi dan Misi MTs Asysyifaa Cidolog
Dalam Profil MTs Asysyifaa Cidolog Tahun Pelajaran 2015-2016, dapat diketahui bahwa MTs Asysyifaa Cidolog memiliki visi dan misi. Rumusan visi itu adalah: “ Terwujudnya Siswa Yang Berakhlak Mulia, Berkualitas Dalam Bidang IMTAQ, Cerdas, Kreatif, Mandiri Serta Tercapainya Kualitas Madrasah Bertaraf Nasional”
Adapun Misi MTs Asysyifaa Cidolog sebagaimana tertuang dalam Profil MTs Asysyifaa Cidolog Tahun Pelajaran 2016- 2017 adalah :
1) Unggul dalam beraktifitas keagamaan dan berakhlakul karimah;
2) Unggul dalam kemampuan intelektual;
3) Unggul dalam keterampilan/skill;
4) Unggul dalam prestasi akademik;
5) Terciptanya kinerja yang kondusif untuk mencapai madrasah bertaraf nasional;
6) Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah atas di tingkat nasional bertaraf internasional.

c. Keadaan Guru dan Karyawan MTs Asysyifaa Cidolog
Keadaan guru dan karyawan MTs Asysyfaa Cidolog pada tahun pelajaran 2015-2016 adalah sebagaimana tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.1
Keadaan Guru MTs Asysyifaa Cidolog Tahun Pelajaran 2015-2016
No Nama Pendi-
dikan Jabatan Jurusan
1 Tuti R,. S. Pd., M.Pd S2 Kepala Madrasah Ekonomi
2 Drs. Apep Sy HQ S1 Wakabid Kurikulum Ekonomi
3 Didi Ak., S.Pd, I S1 Wakabid Sapras PAI
4 Amar, S. Pd. I S1 Bendahara PAI
5 Kosmana, S. Pd. I S1 PAI
6 Teti Rohaeti, S. Pd. I S1 Wali Kelas VIII A PAI
7 Saefullah, S. Pd. I S1 Wakabid Humas PAI
8 Andang H, S. Pd. I S1 Kepala TU/Guru PAI
9 Yuni Marlina, S. Pd S1 Guru IPA
10 Meli Muflihah, S. Pd S1 Wali Kelas VIII B Bhs. Inggris
11 Esya R., S. Pd S1 Wali Kelas VII A IPA/ BIO
12 Sidik M., S. Pd. I S1 Wakabid Kesiswaan/ Guru PAI
13 Acep M., S. Pd. I S1 Wali Kelas VII B Bahasa Arab
14 Yati K., SE S1 Guru Ekonomi
15 Drs. Asep Hidayat S1 Kordinator BP/ Guru
16 Nurul Ikhsan, S. Pd S1 Staf TU Bhs.Indonesia
17 I.Rahmawati PGAN Staf Tu -
18 Amir SD Penjaga Sekolah -

d. Keadaan Siswa MTs Asysyifaa Cidolog
Keadaan siswa MTs Asysyifaa Cidolog pada Tahun Pelajaran 2015-2016 berjumlah 200 siswa, yang terdiri dari 93 siswa laki-laki dan 107 siswa perempuan. Keadaan siswa tersebut sebagai mana tampak pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Keadaan Siswa MTs Asysyifaa Cidolog Tahun Pelajaran 2015-2016
No Kelas Jumlah Jumlah Keterangan
Laki-laki Perempuan
1 VII 22 41 63 3 Rombel
2 VIII 25 22 47 2 Rombel
3 IX 46 44 90 3 Rombel
Jumlah 93 107 200 8 Rombel

e. Sarana dan Prasarana MTs Asysyfaa Cidolog
Dalam Profil MTs Asysyifaa Cidolog Tahun Pelajaran 2015-2016, tercantum keadaan sarana dan prasarana MTs Asysyifaa Cidolog sebagai berikut:
a. Keadaan Gedung : 2 (dua) unit
1) Keadaan Bangunan : Permanen 1 (satu) lantai
2) Lokasi : Depan Kantor Dinas UPT Cidolog
3) Pemeliharaan : Baik/ selalu Terawat

b. Keadaan Ruangan
1) Ruang Belajar :10 buah
2) Ruang Kantor :3 buah
3) Ruang Gudang :1 buah
4) Ruang Kantin :1 buah
5) Ruang WC :7 buah
6) Ruang Penjaga :1 buah
7) Ruang Komputer :1 buah
8) Masjid/Mushola :1 buah
c. Keadaan Lapangan
1) Upacara :1 buah
2) Olahraga :1 buah

2. Analisis Data dan Hasil Penelitian
a. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Skor mentah yang diperoleh digunakan langsung untuk menguji hipotesis. Dari hipotesis yang di ajukan digunakan analisis beda. Skor mentah yang diperoleh disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, ukuran pemusatan, ukuran penyebaran data dan histogram.
Untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua, melalui analisis parsial masing-masing variabel dianalisis keberadaan nilai rata-rata dan merubah ke dalam bentuk persentase dengan cara membagi nilai rata-rata dengan skor total maksimal dari masing-masing variabel dan mengalikannya dengan 100%. Hasil tersebut dapat memberikan penafsiran nilai rata-rata dari tiap variabel. Dan untuk menafsirkan nilai rata-rata dari tiap variabel ini di buat batasan dan klasifikasi kategori dalam bentuk kuantitatif yang di kemukakan oleh Muh. Syah (2001: 153) dengan skala angka dari 0% samapi dengan 100%, yang rinciannya adalah:
1) Nilai antara 80%-100% sangat baik/sangat tinggi
2) Nilai antara 70%-79% baik/tinggi
3) Nilai antara 60%-69% cukup
4) Nilai antara 50%-59% kurang/rendah
5) Nilai antara 0%-49% gagal

Data Hasil Pengumpulan Angket
N0 Data X Data Y
1 19 45
2 16 36
3 15 34
4 17 47
5 18 46
6 15 38
7 17 38
8 18 44
9 16 33
10 16 36
11 17 40
12 15 39
13 20 49
14 17 48
15 17 44
16 18 36
17 16 44
18 17 44
19 15 37
20 15 36
21 18 40
22 17 33
23 16 38
24 19 41
25 19 41
JML 423 1007

Kemudian data tersebut diolah penulis dengan menggunakan SPSS versi 20,0 dan menghasilkan data bahwa dampak perceraian orang tua terhadap motivasi belajar siswa pada pembelajaran pendidikan agama islam di MTs Asysyifaa Cidolog, variabel X dengan rata- rata sebesar 16,92 dan standar deviasi 1,441. Dan variabel Y dengan rata- rata 40,28 dan standar deviasi 4, 739.
b. Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
Untuk menentukan nilai koefisien korelasi, penulis menggunakan metode korelasi Product Moment Person. Berikut ini adalah hasil penentuan nilai koefisien korelasi Product Moment Person terhadap data yang diolah penulis dengan menggunakan program SPSS 20.0

Correlations
X Y
X Pearson Correlation 1 .430*
Sig. (2-tailed) .032
N 25 25
Y Pearson Correlation .430* 1
Sig. (2-tailed) .032
N 25 25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Dari hasil diatas, diperoleh koefisien korelasi (r) antara variabel X (frekuensi dampak perceraian orang tua) dengan variabel Y (tingkat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI) sebesar 0,430. Dampak dari perceraian orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (P-AI) di kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog dengan nilai korelasi sebesar 0,430, dengan uji keberartian satu arah adalah 2,037 karena thitung (4,815) lebih besar dari ttabel (2,037) signifikan pada taraf 0,01. Variabel terhadap motivasi belajar mereka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) jdi kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog di pengaruhi sebesar 9,7% oleh frekuensi perceraian orang tua.

SIMPULAN
Berdasarkan perumusan masalah dan pembahasan yang telah di paparkan di muka, penulis dapat mengambil tiga buah kesimpulan sebagai berikut :
1. Frekuensi atau tingkat Perceraian orang tua di kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog Kecamatan Cidolog Kabupaten Ciamis tergolong rendah. Dan hasil belajar peserta didiknya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata sebesar 16,92 dan standar deviasi sebesar 1,441. Nilai rata-rata diubah ke dalam bentuk persen dapat di hitung dengan cara nilai rata-rata hitung di bagi nilai kemungkinan skor terbesar dikalikan 100, sehingga didapat 16,92 : 20 x 100 = 84,6%. Bila dikonversikan dengan standar keberhasilan, hal ini menunjukan bahwa konsep diri siswa berada pada kualifikasi sangat baik karena ada pada rentang 80 – 100.
2. Motivasi Belajar mereka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog dari hasil perhitungan diperoleh rata-rata sebesar 40,28 dan setandar deviasi sebesar 4,739. Nilai rata-rata di ubah ke dalam bentuk persentase dihitung dengan cara nilai rata-rata hiyunh di bagi nilai kemungkinan skor terbesar di kalikan 100, sehingga di dapat 40,28 : 50 x 100% = 80,56%. Bila dikonversikan dengan kriteria keberhasilan secara kualitatif, maka hal ini menunjukan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) jdi kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog berada pada kualifikasi sangat baik karena ada pada rentang 80 – 100.
3. Terdapat dampak dari perceraian orang tua terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (P-AI) di kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog dengan nilai korelasi sebesar 0,430, dengan uji keberartian satu arah adalah 2,037 karena thitung (4,815) lebih besar dari ttabel (2,037) signifikan pada taraf 0,01. Variabel terhadap motivasi belajar mereka pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) jdi kelas VII dan VIII MTs Asysyifaa Cidolog di pengaruhi sebesar 9,7% oleh frekuensi perceraian orang tua.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Dudung. (2003). Pengantar Metode Penelitian. Kurnia Kalam. Cetakan I: Yogyakarta
Ahmad Saebani, Beni. (2008). Metode Penelitian. CV Pustaka Setia. Cetakan I: Bandung
Ahmad Saebani, Beni. (2008). Perkawinan Dalam Hukum Islam Dan Undang- Undang. CV Pustaka. Cetakan I: Bandung
Arifuddi, Muhammad. (2009). Duhai Anakku. Masmedia Buana Pustaka. Cetakan Pertama: Jawa Timur
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta Cipta: Jakarta
Azwar, Saifuddin. (2007). Metode Penelitian. Pustaka Belajar. Cetakan ke VII: Yogyakarta
Bahri Djamarah, Syaiful.(2008). Psikologi Belajar. Rineka Cipta: Jakarta
Bungin, M. Burhan. (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Kencana: Jakarta
FAUZI, Ibnu Abdillah Hammam; THOYYAR, Husni. Pendidikan Islam Moderat dalam Perspektif Hasan Al-Banna. JPPI | Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, [S.l.], v. 5, n. 1, may 2017. ISSN 2621-8275. Available at: . Date accessed: 17 aug. 2017.
Priyatno, Dwi. (2008). Mandiri Belajar SPSS. Mediakom: Yogyakarta
Fauzi, Ahmad. (2008). Psikologi Umum. CV PUTAKA SETIA. Cetakan IV: Bandung
J. Wlodkowski, Raymond dan H. Jaynes, Judith. (2004). Eager To Learn. PUSTAKA PELAJAR. Cetakan I: Yogyakarta
Jalaludin. (2012). Psikologi Agama. PT RajaGrafindo Persada. Cetakan ke 16: Jakarta
LPP IAID. (2001). Panduan Penyusunan Skripsi di Lingkungan Institut Agama Islam Darussalam, Ciamis
M. Arifin. (1978). Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Lingkungan Keluarga. Bulan Bintang: Jakarta
Sajili. (2010). Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Motivas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI Di Kelas XI A SMAN Parigi, Kecamatan Parigi, Kabupaten Ciamis.
Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
Tohirin. (2005). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
Uhbiyati, Nur. (1997). Ilmu Pendidikan Islam. Pustaka Setia. Cetakan I: Bandung
Yeti Zein, Asmar, dkk. (2005). Psikologi Ibu Dan Anak. Fitramaya. Cetakan I: Yogyakarta
Zuhairini. (2012). Filsafat Pendidikan Islam. Sinar Grafika Offset. Cetakan keenam: 2012
http://pipidcullen.blogspot.co.id/2012/12/proposal-skripsi-pengaruh-perhatian.html
Published
2018-08-17
How to Cite
MARSELLA, RESTI; JULAIHAH, ELIS SITI; NURJANAH, Hj.. DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI). Bestari | Jurnal Studi Pendidikan Islam, [S.l.], v. 14, n. 2, aug. 2018. ISSN 2807-6532. Available at: <https://riset-iaid.net/index.php/bestari/article/view/167>. Date accessed: 19 apr. 2024.